SAYA TERIMA NIKAHNYA
Sepandai-pandainya
tupai melompat pasti akan jalan kaki juga. Sepandai-pandainya wanita mengumpat
cinta, pasti akan nampak dari matanya. Masa sih? Cinta memang dzat yang aneh.
Manusia jika sudah kena candunya, susah untuk mengelak. Mau menghindar
bagaimana lagi jika cinta sudah menjadi eksistensi diri─Mengganti diri kita
menjadi jiwa yang baru.
Pernah
lihat wanita yang senyum-senyum sendiri ketika telfonan, lupa makan karena menunggu sms si doi, atau lelaki garang
yang berubah menjadi gemulai nan penyayang. Inilah ciri –ciri mereka yang
terkena virus cinta. Mau mengelak bagaimanapun, gelora cinta akan nampak. Entah
dalam lirikan mata, debaran jantung, sesak nafas, bibir pecah-pecah atau susah
buang air besar.
Namun
saya terpikat dengan mereka yang piawai menyembunyikan cinta. Yang selalu
memberi kebahagiaan secara rahasia. Tanpa pamrih. Tanpa mau peduli apakah
kencintaannya diterima atau ditolak sang kekasih. Dihatinya hanya menyimpan
satu lirih, aku akan mencintaimu hingga akhir nafasku.
Seperti
matahari yang tulus memberikan sinarnya pada mawar. Meski tiap hari harus
melihat mawar bercumbu dengan cinta palsu burung bul-bul. Namun hatinya tak
mendendam. Tak memaksakan ego untuk memilik mawar. Cukuplah kecintaannya
mewujud cahaya bagi kehidupan sang kekasih.
Cinta
dalam diam memang gampang untuk didefenisikan tapi susah untuk dilakukan.
Manusia harus melepas ‘hasrat ingin memiliki’ terlebih dahulu. Manusia harus
sadar bahwa tugasnya hanya membumikan cinta, bukan memilikinya. Adakah yang
lebih layak menggenggam cinta selain PemilikNya?
Saya
tidak akan menjelaskan lebih jauh tentang cinta dalam diam. Bukan apa-apa,
sebagai papa muda, cinta seperti itu bukan gue
banget. Cinta lelaki itu harus gagah, bergerak, mengganyang, dan berkobar hingga
serambi rumah kekasih. Kalau perlu, calon mertua juga dibakar dalam tungku
cinta. Biar tahu bahwa ini bukan cinta biasa. Bukan cinta main-main. Bukan
cinta monyet. Bukan cinta kucing-kucingan. Bukan cinta pengecut. Dan saya (baca
: lelaki sejati) siap bertanggung jawab dengan cinta yang telah terucap.
Apa
jadinya dunia jika lelaki mencinta dalam diam? Tak berani mengungkapkan rasa
pada kekasih apalagi calon mertua. Bisa-bisa makhluk dunia jadi jomblo semua.
Si wanita jadi jones dalam diamnya, si lelaki jadi gila karena menahan gejolak
cinta.
Saya
rasa ini desain sempurna cinta. Ada yang agung dalam cinta yang diam. Ada yang
elegan dalam cinta yang terucap. Semua menjadi indah pada waktunya. Saat yang
terucap, menjawab sebait doa yang terdiam.
Saya terima nikahnya Fulanah binti fulan.
12.09
AM, 13 June 2016
Tags:
CURHAT PAPA MUDA
0 komentar