Jenggot abi coklatos


Bagian tubuh saya yang paling digandrungi umminya Husain adalah jenggot. Saya tidak tahu mengapa. Yang pasti, dimatanya saya terlihat gagah sekaligus seksi.

Dari kecintaan istri saya itu, jenggot menjadi bagian dari romantisme. Apalagi yang dirindukan pecinta selain menghembuskan bahagia di hati kekasihnya. Meski rating kegagahan saya bisa jatuh dalam satuan ganteng nasionalBerhubung acuannya adalah artis korea. Saya tetap kekeh merawatnya walau di hujat tetangga, bangsa dan negara. Ini masalah hati mas bro.

Wajah saya memang tak segelis Lee min ho dan actor korea lainnya. Namun gagah dimata istri, itu sudah cukup. Apalagi yang mesti dipermak?

Tiba-tiba semuanya berubah sejak dialog saya bersama Husain pagi tadi. Dengan lugunya bocah itu berkata, “jenggot abi coklatos”. Saya tertawa mendengarnya. Anak ini juga menyukai jenggot abinya.

Lengkap sudah alasan saya untuk berjenggot. Meski ada alasan lain juga sih yang tidak akan saya bahas disini. Namun yang pasti, ketertaikan istri saya dan jenggot itu seperti puisi majnun untuk laila : “Jika engkau melihat rambut laila kriting, aku melihatnya lurus. Jika engkau mencium tubuh laila busuk, aku menciumnya wangi bak kesturi. Jika engkau mencela laila bertubuh gemuk, aku melihatnya langsing”.

Jika engkau melihat jenggot saya angker dan keramat. Ummu husain melihatnya gagah nan mempesona. Mata tidak akan melihat keindahan jika belum terbalut cinta. Mari duduk dimata istri saya, biar kau lihat keindahan jenggot abu husain.

11.07, 17 Maret 2016
Free Writing 10

By SUHARDIYANTO