MOS : Masa Orientasi Sepasang Kekasih


Banyak orang bilang pernikahan itu kalau masih tahun-tahun pertama, indahnya tiada tara. Masih sayang-sayangan. Masih panggil bebs-bebsan. Mau makan, disuapin . Mau jalan, dianterin. Kalau jatuh, mencak-mencak sambil marahin batu, “Kurang ajar yah, kamu berani sama istri saya.”

Menjelang lima tahun, semua mulai berubah. Dari tahun yang penuh susu,telur,madu berganti menjadi empedu. Mau makan, dicuekin. Mau jalan, dikasih ongkos biar naik ojek. Pas jatuh, ngamuk-ngamuk marahin istri, “Jalan tuh pake mata, Kecebong!!!“

Waktu saya menulis bagian ini, tepat sehari meninggalkan tiga tahun wedding Anniversary . Ya, saya menikah 24 maret 2013. Itu artinya, tinggal 2 tahun lagi saya  memasuki masa lima tahun itu ; Masa orientasi sepasang kekasih (MOS).

Sebagai papa muda, saya punya tiga tips dalam menghangatkan cinta. Cara ini mungkin ampuh dalam menghadapi MOS. Pertama,  Sebisa mungkin dalam sehari, ciptakan moment romantis. Di rumah, tips ini saya lakukan dengan cubit-cubitan, senggol-senggolan, colek-colekan, sampai tonjok-tonjokan.  Yang saya sebut terakhir harus dilakukan secara professional ; penuh cinta. Bukan dengan pukulan hook membunuh ala Chris john.  

Kedua, Selalu menjadi pendengar yang baik untuk kekasih. Awalnya tips ini memang agak susah dilakukan. Telinga kita harus tebal mendengar curhat istri dari hal biasa sampai masalah yang sangat sangat sangat tidak penting. Mulai dari bedak ketebelan sampai buntingnya kucing tetangga. Disinilah kesabaran suami diuji.

Ketiga, Jangan biarkan rumahmu sepi dari ungkapan cinta. Seperti film korea, pasutri juga harus sering sarange-sarangean. Saya biasa mengirimkan sms kangen, lup u, memey lucu untuk istri. Alhamdulillah, umminya husain membalasnya dengan sms romantis, “syg uda makan?”, “syg I miis u”, “kangeeeeeeen”, “syg jangan lupa yah, rekening listrik uda nunggak”. 

Yah, rumah tangga memang berwarna. Kadang mengharu biru, kadang kelabu. Kadang abu-abu alay, kadang merah jablay. Mata dan hati kita harus selalu peka pada semburat warna. Bukan untuk dicela, namun mencoba memahami lukisan dalam bingkai cinta.
 
Terkadang rumah tangga yang telah dilukis bersama puluhan tahun, warnanya mendadak pucat. Bentuknya juga sudah mulai jadul dan hilang pesona. Namun ingatlah pada senyum ,tawa, dan colek-colekan ketika melukis bersama. Itu adalah goresan indah yang tak mampu dimengerti mata.   

00.49, 25 Maret 2016
Free Writing 20

By SUHARDIYANTO