ORANG PINTAR KALAH SAMA ORANG BEJO
Seperti ritual biasa saat pulang kampung, subuh ini
saya menunggu siraman ruhani di masjid darusalam sampuabalo. Masjid di kampung
yang hari ini ─menjelang 17 ramadhan─sudah mulai sepi pengunjung.
Penyiram ruhani itu adalah ayah saya. Memang, ini momen
yang biasa, karena saya sudah bisa menebak ceramah kali ini pasti seputar
cerita hikmah. Entah itu cerita cerita pasutri, kehidupan masyarakat desa atau
kisah-kisah inspiratif. Namun, selalu saja, saya masih menunggu dengan antusias.
Subuh ini, saya diguyur cerita kakek renta yang ber-ide
sederhana namun menebar berjuta kebaikan bagi sesama. Tentang keuletannya
menanam pohon di setiap ulang tahunnya. Tanpa disadari, kegiatan biasa itu
memberi banyak manfaat bagi kesejahteran desa.
Dengan hadirnya pohon-pohon rindang yang ditanam sang
kakek, lingkungan jadi nyaman. Tempat berteduh para pejalan kaki. Menyegarkan
lingkungan karena menyerap racun CO2 dan memberikan oksigen untuk kehidupan dan
lain sebagainya.
Diujung cerita, saya mengikat sepotong kalimat bergizi
dari ayah, “Ide yang cemerlang itu bagus, namun baru memenuhi 10 % kesuksesan.
Yang 90 % adalah kecakapan dalam mengeksekusi” Seperti kakek dalam cerita di
atas, idenya sederhana─menanam pohon─namun karena dilakukan dengan tekun ikhlas
dan penuh cinta, bisa memberi hasil yang luar biasa.
Segera pikiran saya terhubung dengan tulis menulis─Saya
bingung juga kenapa bisa nyasar ke situ─Seorang yang bermimpi jadi penulis,
tidak cukup bermodal ide yang cemerlang. Harus segera disempurnakan dengan
kecakapan mengkonversi ide dalam sebuah tulisan.
Ini hal penting, terutama dalam membentuk self
discipline. Kita tahu bersama bahwa watak manusia, sering cemas, takut pada
hal-hal yang baru diketahuinya. Self discipline merupakan pendobrak tembok
ketakutan. Dengan membiasakan diri ─memasang target─menulis setiap hari.
Merupakan mukkadimah pengusir cemas sekaligus jalan meraup
kenikmatan-kenikmatan dalam menulis.
Terkadang nikmat menulis baru dicecap setelah kita berpayah
dalam menulis. Seperti belajar mengendarai sepeda, nikmatnya baru terasa
setelah kita melewati proses jatuh, terluka, bangkit dan mengayuh lagi.
Tiba-tiba angina kesegaran berhembus bagi mereka yang tetap istiqomah dalam
berproses.
Self dicpline pada akhirnya membentuk habit. Kemudian
habit memberikan feedback yang luar biasa bagi kepiawaian menulis. Tubuh,
pikiran dan hati akan terbiasa mencurahkan ide dalam anggitan kata. Menulis
jadi cinta. Kita akan merasa asing jika sehari saja tak curhat dalam tulisan.
Saya yakin dengan jargon satu iklan TV, Orang pintar
kalah dengan orang bejo. Orang bejo dalam pandangan saya adalah mereka yang
mungkin ber-ide sederhana namun mengerjakannya dengan proses yang luar
biasa.
Sampuabalo,
05.37 AM, 17 Ramadhan 2016
0 komentar