Desain Agung Cinta




Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan
Supaya kamu mengingat kebesaran Allah
(QS. Al-Dzariyat [51] : 49)

Jika cinta saya mengganyang dan membakar dunia. Maka cinta Ummu Husain bergelora dalam diam. Jika saya melukis cinta pada lengkung pelangi. Maka istri saya merajah rindu dalam tangis dan doa di kegelapan malam. Selalu begitu, kami memang berbeda.

Namun dari cara yang seperti itu, cinta kami bisa menjadi syahdu. Jika ada yang bicara, ada yang takzim mendengarkan. Jika ada yang bersedih, ada yang menjadi pundak untuk menenangkan. Jika kuntum mawar harum mewangi, disitu ada duri yang mengagungkan. Jika ada kutub negative, selalu dilengkapi dengan kutub yang positif. Kan hanya rumus itu yang menghasilkan tegangan. Kalau negative bersua dengan negative, selain bisa korslet, juga bisa mengguncang langit.

Saya menemukan tafsiran yang menarik dari ayat yang saya kutip diatas. Ternyata, kata berpasang-pasangan yang merupakan terjemahan dari kata Azwaj, memiliki akar kata yang sama dengan Zawaj (Berarti menikah). Makna asli dari kata tersebut adalah bergabung menjadi satu, menggenapkan.

Jadi tidak heran, pada diri manusia yang belum tergenapkan, selalu saja galau. Selalu rindu belahan jiwa penggenap cinta. Selalu bergerak mencari kepingan hati yang masih terserak. Entah dimana, entah berapa kepingannya?

Komposisi cinta sungguh menawan. Ada jalal, ada jamal. Ada yang agresif mencari, ada yang tersipu malu menunggu. Saya terpukau memaknainya. Cinta memang indah, namun penciptanya pasti Maha indah. Tidakah kita cermati kesibukan langit yang menurunkan titik-titik air hujan. Lalu dikandung tanah, dan melahirkan kuntum bunga kehidupan. Mereka adalah sepasang kekasih. Berbeda namun harmoni dalam cinta. Tidakah desain ini mengingatan kita pada kebesaranNya?

06.14, 24 Maret 2016
Free Writing 19

By SUHARDIYANTO