MENULIS SEBAGAI PROSES MENCIPTA



 Stephen king pernah berujar menulis adalah mencipta, dalam suatu penciptaan seseorang mengarahkan seluruh jiwa dan nafas hidupnya.

Benarakah menulis harus mengarahkan seluruh jiwa dan nafas? Yah, saya setuju dengan itu. Hanya dengan istiqomah ─memaksimalkan potensi yang ada─ menulis dapat menjadi karya yang bermanfaat.

Banyak saya temukan penulis dadakan yang gampang menyerah. Belum apa-apa sudah menaikan bendera putih. Mudah putus asa. Penulis seperti itu seperti buih di tepi pantai. Riaknya ramai dan riuh namun pupus, tak menyisakan apa-apa.

Sebaliknya, mereka yang menjadikan menulis bagian dari hidup. Bagian dari aliran darah dan tarikan nafas. Menulis seperti mencipta. Mencipta sesuatu yang bermanfaat, yang berguna untuk dirinya, keluarga, bangsa dan Negara. Juga tentunya mencipta untuk kebadian.


So, tunggu apa lagi. Jika dirimu bukan raja, ulama atau penguasa. Segera ciptakan karya yang berguna untuk masa depan. Menulis adalah proses melahirkan karya dari Rahim peradaban. 

Share:

0 komentar