HAFALAN DOA HUSAIN


Selalu saja ada cerita menarik saat pulang kampung. Mengunjungi sanak saudara baru yang ramah dan penuh kasih sayang . Pun anak-anak desa yang selalu riang bermain. 

Namun bulan ini agak berbeda. Suasana kampung begitu religi. Apalagi minggu ini  lagi berlangsung perlombaan memperingati Nuzulul Qur’an. Masjid jadi ramai meski menjelang akhir puasa. Anak-anak desa sampuabalo punya kesibukan baru : ada yang berlatih Adzan, ceramah, dan hafalan surah pendek.


Saya asyik menikmati berbagai perlombaan itu di masjid. Anak-anak begitu antusias mengikuti. Termasuk penonton yang riuh bejubel sampai merayap di jendela-jendela masjid. Ini hiburan baru di kampung. Kalau disandingkan dengan program TV, acara ini tak kalah heboh dengan kompetisi dangdut Indosiar.

Ada seorang anak SMA yang begitu fasih ceramah. Saya sudah lupa namanya. Yang saya ingat, judul ceramahnya adalah kiat-kiat menjadi remaja sukses di dunia dan akhirat. Dia berceramah tanpa teks loh. Materinya kontekstual sesuai dengan tantangan AGB hari ini.
Ada juga Asrika, keponakan saya yang menghafal surah-surah pendek. Dengan percaya diri, gadis cilik itu tampil kedepan dan melantunkan ayat-ayat suci alquran dengan merdu nan syahdu. Masjid Darusalam seperti punya wajah baru. Wajah yang dihiasi senyum, tawa, dan keluguan anak-anak yang merapal Qalam Allah.    

Ada juga zikro, adik saya yang tiap hari sibuk latihan adzan. Meski lagi menonton kartun, bermain di laut atau lagi memancing, bibir kecilnya selalu komat-kamit melantunkan adzan. Ini pengalaman pertamanya mengikuti perlombaan religi di kampung tercinta.

Dimalam kedua perlombaan, masjid kedatangan bintang tamu istimewa. Namanya Husain Alfaruq, bocah 2 tahun yang didaulat membawa dengan sajian pamungkas ; Doa tidur. Dengan penuh percaya diri anak itu maju ke depan podium. “Bicmilaaa mani rahim. Alohumma, Inni, ac aluka, iiman, napian, wa rickon, toyiban,  amalan, tobolaan, amminnnn” seluruh penghuni sontak tertawa seraya bertepuk tangan. Meski dengan pronountiation belepotan, Husain berhasil menutup malam kedua dengan meriah.

Saya hanya bisa tersenyum sambil terus menatapnya. Itu doa pagi hari nak.


Share:

0 komentar