Bravo papa muda


Salah satu film yang saya rekomendasikan untuk para kepala keluarga adalah Daddy’s Home. Film yang dibintangi Will Ferrell dan Mark Wahlberg ini, menceritakan tentang perjuangan seorang bapak tiri untuk menjadi Daddy dalam keluarganya. “Semua orang bisa menjadi Father, tapi tidak semua orang punya kesabaran untuk menjadi Daddy”, Begitu prolog film tersebut.

Saya akui memang menjadi seorang Daddy itu sulit. Tapi lebih sulit lagi menjadi papa muda. Apa bedanya?. Papa muda adalah wujud metamorphosis Daddy pada bentuk yang paling menantangBerhubung dia masih muda.

Mengapa bisa menantang?. Setidaknya ada dua argumentasi saya. Pertama, seorang papa muda masih berdarah muda. Emosinya meluap-luap. Salah sedikit bicara, piring bisa melayang. Hati-hati bertemu mereka pada tanggal tua. Tanduknya ada dua. Engkau bisa diseruduk jika memancing amarahnya. Olehnya, berbahagialah papa muda yang beristri dua. Eh salah, maksudnya, yang bisa mengontrol emosinya. Karena home sweet home hanya bisa tercapai bila si papa muda penuh welas kasih.   

Kedua, Rentan Godaan. Seorang papa muda yang masih keren, sering menjadi incaran wanita hidung belang, janda muda bahkan pria jadi-jadian. Inilah yang menjadi alasan, mengapa nama facebook saya dicantolkan abu Husain. Biar memperkecil ruang fitnah. Saya yakin dengan petuah bang napi, “Perselingkungan terjadi bukan karena adanya niat pelaku, tapi karena adanya kesempatan.WASPADALAH”.

 Life is not a bed of roses. Tantangan selalu ada dalam kehidupan. Bagi mereka yang menjauhi tantangan, hiduplah di kuburan. Yakinlah, dibalik kenikmatan selalu tersisip tantangan sebagai peluang menjadi pribadi yang cemerlang. Termasuk tantangan papa muda. Saya melihatnya sebagai cara Tuhan mendidik saya menjadi imam yang baik dalam keluarga. Bravo papa muda.

 15.47, 22 Maret 2016
Free Writing 16

By SUHARDIYANTO